بسم الله الرحمن الرحيم
Janganlah engkau berjalan dari satu alam ke alam lain, sehingga seperti binatang himar yang berputar, mengitari gilingan. Tempat ia berangkat adalah tempat yang ia tuju. Namun berangkatlah dari satu alam menuju pencipta alam, : dan kepada Tuhanmulah tempat tujuan akhir.
Renungkan sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya diterima amal perbuatan itu bergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang akan mendapat apa yang diniatnya. Sesiapa yang berhijrah kerana Allah dan Rasul~Nya, dia akan sampai kepada Allah dan Rasul~Nya. Sesiapa yang berhijrah menuju dunia yang akan diperolehinya atau menuju wanita yang hendak dinikahinya, dia akan mendapatkan apa yang diniatkannya." [Hadith Sahih Riwayat al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, al-Tirmizi, al-Nasa'i, Ibn Majah dan Ahmad] Fahamilah sabda Nabi itu, bahawa hijrah itu tergantung apa yang dijadikan tujuan hijrahnya. Renungilah persoalan ini, jika kalian punya pemahaman yang benar.
Tidak ada kehidupan yang sia-sia, ibadah yang hampa, melainkan jika kalian berjalan dari alam ke alam lain, sama sekali tidak menuju kepada Pencipta alam semesta. Kenapa diibaratkan pada himar itu? Sebab yang dicari himar tidak lebih dari upahnya, iaitu bisa makan dan minum dari tuannya.
Apakah kita beribadah juga hanya mencari upah dari Allah? Bukan menuju kepada Allah dan menghadap kepadaNya? Fakta menunjukkan kebanyakan orang beribadah kepada Allah, bukan demi dan menuju Allah, tetapi demi kepentingan dirinya, demi kepentingan dunianya, bahkan demi akhirat. Padahal demi diri, demi dunia dan demi akhirat, semuanya itu termasuk alam, iaitu ciptaan Allah Ta’ala. Jika demikian kita akan mengalami kesulitan Liqa’ Allah (bertemu allah), kerana kita tidak menuju kepada~Nya. Mestinya kita menyedari bahawa kita ini berasal dari Allah, dan ke mana lagi kalau bukan menuju kepada Allah?
Hikmah ini sungguh menegur kita. Betapa banyak yang kita lakukan atas nama Allah, atas nama agama, atas nama perjuangan, tetapi tidak tertuju kepada Allah, namun demi kepentingan hawa nafsu kita sendiri. Seluruh ubudiyah kita harus kita hijrahkan kepada Allah dan Rasul~Nya. Kepada Allah~lah orientasi amal ibadah kita, dengan cara mengikuti jejak Rasulullah SAW, demi cinta~Nya dan cinta Kekasih~Nya itu. Segala hal selain Allah dan Rasul~Nya sungguh sia-sia dan hampa.
Selama ini barangkali ada ketakutan dan kekhawatiran jika orientasi kalian adalah Allah dan Rasul~Nya, kemudian kalian kehilangan pekerjaan dan rezeki Allah. Padahal sebaliknya, jika kita kerja, berbuat apa saja, demi Allah dan membela Rasulullah SAW, justeru akan terbuka pintu rezeki~Nya. Namun jangan seperti suatu gerakan yang membela Allah dan RasulNya, tetapi hujungnya adalah sikap-sikap radikal dan jauh dari orientasi jiwa yang menghadap Allah. Tetapi orientasinya menang, bangga, dan kesombongan yang penuh arogan. Justeru ia semakin jauh dari Allah, walau pun berpakaian, seakan-akan seperti Ahlullah, ahli ibadah. Manusia yang bisa berhijrah kepada Allah, adalah manusia yang pergi menuju Cahaya~Nya. Bukan kembali ke alam kegelapan dunia. Manusia inilah yang kelak bisa memandang dunia dengan kacamata Ilahiyah, bukan dengan kacamata dunia yang gelap.
Firman Allah SWT,
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِن بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۖ وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ * الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Orang-orang yang hijrah dalam keredhaan Allah, sesudah mereka teraniaya, sesungguhnya Kami tempatkan mereka di dunia di negeri yang baik. Sesungguhnya pahala akhirat lebih besar, jika mereka tahu; iaitu orang-orang yang sabar dan kepada Tuhan mereka bertawakkal. [QS An-Nahl : 41-42]
Ya Allah, perkenanlah hamba~Mu menaruh harapan pada luasnya rahmat~Mu agar kami berlayar di samudera keredhaan, terhindar dari syaitan-syaitan yang menyesatkan, menjauh dari pikuk daratan kemaksiatan...amin
Sekian, Selamat Menyambut Tahun Baru Hijrah 1433.
Renungkan sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya diterima amal perbuatan itu bergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang akan mendapat apa yang diniatnya. Sesiapa yang berhijrah kerana Allah dan Rasul~Nya, dia akan sampai kepada Allah dan Rasul~Nya. Sesiapa yang berhijrah menuju dunia yang akan diperolehinya atau menuju wanita yang hendak dinikahinya, dia akan mendapatkan apa yang diniatkannya." [Hadith Sahih Riwayat al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, al-Tirmizi, al-Nasa'i, Ibn Majah dan Ahmad] Fahamilah sabda Nabi itu, bahawa hijrah itu tergantung apa yang dijadikan tujuan hijrahnya. Renungilah persoalan ini, jika kalian punya pemahaman yang benar.
Tidak ada kehidupan yang sia-sia, ibadah yang hampa, melainkan jika kalian berjalan dari alam ke alam lain, sama sekali tidak menuju kepada Pencipta alam semesta. Kenapa diibaratkan pada himar itu? Sebab yang dicari himar tidak lebih dari upahnya, iaitu bisa makan dan minum dari tuannya.
Apakah kita beribadah juga hanya mencari upah dari Allah? Bukan menuju kepada Allah dan menghadap kepadaNya? Fakta menunjukkan kebanyakan orang beribadah kepada Allah, bukan demi dan menuju Allah, tetapi demi kepentingan dirinya, demi kepentingan dunianya, bahkan demi akhirat. Padahal demi diri, demi dunia dan demi akhirat, semuanya itu termasuk alam, iaitu ciptaan Allah Ta’ala. Jika demikian kita akan mengalami kesulitan Liqa’ Allah (bertemu allah), kerana kita tidak menuju kepada~Nya. Mestinya kita menyedari bahawa kita ini berasal dari Allah, dan ke mana lagi kalau bukan menuju kepada Allah?
Hikmah ini sungguh menegur kita. Betapa banyak yang kita lakukan atas nama Allah, atas nama agama, atas nama perjuangan, tetapi tidak tertuju kepada Allah, namun demi kepentingan hawa nafsu kita sendiri. Seluruh ubudiyah kita harus kita hijrahkan kepada Allah dan Rasul~Nya. Kepada Allah~lah orientasi amal ibadah kita, dengan cara mengikuti jejak Rasulullah SAW, demi cinta~Nya dan cinta Kekasih~Nya itu. Segala hal selain Allah dan Rasul~Nya sungguh sia-sia dan hampa.
Selama ini barangkali ada ketakutan dan kekhawatiran jika orientasi kalian adalah Allah dan Rasul~Nya, kemudian kalian kehilangan pekerjaan dan rezeki Allah. Padahal sebaliknya, jika kita kerja, berbuat apa saja, demi Allah dan membela Rasulullah SAW, justeru akan terbuka pintu rezeki~Nya. Namun jangan seperti suatu gerakan yang membela Allah dan RasulNya, tetapi hujungnya adalah sikap-sikap radikal dan jauh dari orientasi jiwa yang menghadap Allah. Tetapi orientasinya menang, bangga, dan kesombongan yang penuh arogan. Justeru ia semakin jauh dari Allah, walau pun berpakaian, seakan-akan seperti Ahlullah, ahli ibadah. Manusia yang bisa berhijrah kepada Allah, adalah manusia yang pergi menuju Cahaya~Nya. Bukan kembali ke alam kegelapan dunia. Manusia inilah yang kelak bisa memandang dunia dengan kacamata Ilahiyah, bukan dengan kacamata dunia yang gelap.
Firman Allah SWT,
Orang-orang yang hijrah dalam keredhaan Allah, sesudah mereka teraniaya, sesungguhnya Kami tempatkan mereka di dunia di negeri yang baik. Sesungguhnya pahala akhirat lebih besar, jika mereka tahu; iaitu orang-orang yang sabar dan kepada Tuhan mereka bertawakkal. [QS An-Nahl : 41-42]
Ya Allah, perkenanlah hamba~Mu menaruh harapan pada luasnya rahmat~Mu agar kami berlayar di samudera keredhaan, terhindar dari syaitan-syaitan yang menyesatkan, menjauh dari pikuk daratan kemaksiatan...amin
Sekian, Selamat Menyambut Tahun Baru Hijrah 1433.