وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
...Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka akan orang-orang yang melampaui batas (berlebih-lebihan).” [QS al-A'raaf 7:31]
Dalam ayat ini, Allah Subhana Wa Ta’ala mengatur pula perkara makan dan minum manusia. Kalau pada masa dahulu manusia yang mengerjakan haji hanya memakan makanan yang mengenyangkan saja, tidak memakan makanan yang sedap-sedap yang dapat menambah gizi dan vitamin yang diperlukan oleh badan, maka dengan turunnya ayat ini, makanan dan minuman manusia itu harus disempurnakan dan diatur untuk dapat dipelihara kesihatannya. Dengan begitu manusia lebih kuat mengerjakan ibadah.
Jangan berlebihan. Maka dalam ayat ini diterangkan Allah dengan memakan makanan yang baik dan minum minuman yang bermanfaat dalam rangka mengatur kesempurnaan dan kesihatan untuk dapat beribadat kepada Allah dengan baik. Kesihatan badan banyak hubungkaitnya dengan makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang berlebih-lebihan membawa kepada kerosakan kesihatan. Kerana itu, Allah melarang berlebih-lebihan dalam makan dan minum.
Larangan berlebih-lebihan itu mengandung beberapa erti, di antaranya :
Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam, telah bersabda:
Artinya:
“Makanlah, minumlah, bersedekahlah dan berpakaianlah dengan cara yang tidak sombong dan tidak berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah suka melihat penggunaan nikmat~Nya pada hamba~Nya.”
[H.R Ahmad, Termizi dan Hakim dari Abu Hurairah]
Perbuatan berlebih-lebihan yang melampaui batas itu selain merosak ia juga merugikan. Allah tidak menyukainya. Setiap pekerjaan yang tidak disukai Allah, jika dikerjakan juga tentu akan mendatangkan bahaya. Wallahu A’lam
Oleh: Dr. Muhammad Musa
Dalam ayat ini, Allah Subhana Wa Ta’ala mengatur pula perkara makan dan minum manusia. Kalau pada masa dahulu manusia yang mengerjakan haji hanya memakan makanan yang mengenyangkan saja, tidak memakan makanan yang sedap-sedap yang dapat menambah gizi dan vitamin yang diperlukan oleh badan, maka dengan turunnya ayat ini, makanan dan minuman manusia itu harus disempurnakan dan diatur untuk dapat dipelihara kesihatannya. Dengan begitu manusia lebih kuat mengerjakan ibadah.
Jangan berlebihan. Maka dalam ayat ini diterangkan Allah dengan memakan makanan yang baik dan minum minuman yang bermanfaat dalam rangka mengatur kesempurnaan dan kesihatan untuk dapat beribadat kepada Allah dengan baik. Kesihatan badan banyak hubungkaitnya dengan makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang berlebih-lebihan membawa kepada kerosakan kesihatan. Kerana itu, Allah melarang berlebih-lebihan dalam makan dan minum.
Larangan berlebih-lebihan itu mengandung beberapa erti, di antaranya :
- Jangan berlebih-lebihan dalam makan dan minum itu sendiri. Sebab makan dan minum berlebih-lebihan dan melampaui batas akan mendatangkan penyakit. Makanlah kalau sudah merasa lapar, dan kalau sudah makan, janganlah sampai terlalu kenyang. Begitu juga halnya dengan minum, minumlah kalau merasa haus dan bila haus terasa hilang, berhentilah minum, walaupun nafsu makan atau minum masih ada.
- Jangan berlebih-lebihan dalam berbelanja untuk membeli makan atau minuman kerana akan mendatangkan kerugian dan akhirnya akan menghadapi kerugian kalau pengeluaran lebih besar dari pendapatan, dan akan menimbulkan hutang yang banyak. Oleh sebab itu manusia harus berusaha supaya jangan besar pasak dari tiang.
- Termasuk berlebih-lebihan juga kalau sudah berani memakan dan meminum yang diharamkan Allah.
Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam, telah bersabda:
Artinya:
“Makanlah, minumlah, bersedekahlah dan berpakaianlah dengan cara yang tidak sombong dan tidak berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah suka melihat penggunaan nikmat~Nya pada hamba~Nya.”
[H.R Ahmad, Termizi dan Hakim dari Abu Hurairah]
Perbuatan berlebih-lebihan yang melampaui batas itu selain merosak ia juga merugikan. Allah tidak menyukainya. Setiap pekerjaan yang tidak disukai Allah, jika dikerjakan juga tentu akan mendatangkan bahaya. Wallahu A’lam
Oleh: Dr. Muhammad Musa